Sinopsis Film : Tinker Bell and The Secret of Wings



Ya, pemeran utamanya adalah Tinker Bell, panggilan
akrabnya Tink. Tink merupakan peri mungil yang ditakdirkan tidak memiliki bakat
alam. Bakat alam yang dimaksud di sini memang rada nyleneh, namanya juga
fiktif. Peri dengan bakat alam adalah peri yang bisa membantu penyerbukan
bunga, membantu binatang-binatang dan serangga belajar memulai kehidupan, membuat
pelangi, berperan dalam perubahan musim, pokoknya dia punya peranan penting di
keseimbangan ekosistem. Diceritakan di episode Tinker Bell and Lost Treasure, ketika Tink menjalani seleksi bakat
peri, ternyata ia dinyatakan “bukan peri bakat alam”. Lanjutan ceritanya? Baca
postinganku yang membahas lebih detil tentang Tinker Bell and Lost Treasure aja
yah, hehehe. Di episode kali ini Tink tidak lagi mengeluhkan bakatnya yang
sekedar menjadi peri tinker. Peri tinker itu apa? Baca postingan terdahulu ya. Yang
jelas, Tink telah menikmati hari-harinya menjadi peri kreatif yang selalu
menghasilkan barang-barang inovatif untuk mempermudah pekerjaan peri-peri bakat
alam.
 |
kesibukan di Pixie Hollow:bikin keranjang dari daun |
Oke, ceritanya berawal dari sini … Pada suatu waktu, semua
peri tinker sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan keranjang-keranjang rajutan
yang terbuat dari dedaunan. Keranjang yang sudah jadi kemudian dikerek oleh
sebuah mesin untuk diangkut, lebih tepatnya sih disamber #eh sama burung hantu.
Dibawa ke mana keranjang-keranjang itu? Nun jauh di negeri seberang ternyata
ada sebuah negeri bermusim dingin yang juga dihuni peri-peri. Burung-burung
hantu itu ditugaskan untuk mengambil “pesanan” untuk dibawa ke negerinya.
Mendengar cerita dari peri Marry, Tink jadi penasaran, seperti apakah negeri
musim dingin itu? Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Ketika Fawn, temannya yang
memiliki bakat ‘membantu hewan tumbuh dewasa’ sedang kelabakan mengurusi
kelinci-kelinci dan beberapa tupai yang akan bermigrasi ke Winter Woods,
muncullah ide cemerlang. Dengan bermodal satu alat pancing ikat, Tink
menawarkan diri membantu Fawn mengurusi satu kelinci yang paling sulit diatur. Demi melihat seperti apa negeri musim dingin
alias Winter Woods, Tink bersusah payah mengendalikan si kelinci hiperaktif nan
lucu ini.
 |
Si kelinci yang cukup menguras tenaga |
 |
Fawn dan Tink gotong royong membantu kelinci migrasi, dari Pixie Hollow menuju Winter Woods |
 |
Dua tupai, salah satu di sisi hangat, satu lagi di sisi dingin |
 |
Tink menjulurkan wajahnya ke sisi hangat |
 |
Sayap Tinker Bell mengeluarkan cahaya |
Sampailah Tink, Fawn, dan sekawanan hewan-hewan tersebut di
perbatasan antara negerinya, Pixie Hollow, dan Winter Woods. Batas antara Pixie
Hollow dan Winter Woods terlihat begitu jelas. Winter
Woods ditandai dengan jatuhnya bulir-bulir salju serta dataran yang
berselimutkan salju tebal. Bulu-bulu kelinci dan tupai berubah warna ketika
melintas perbatasan. Tink tertarik mencoba. Dengan was-was ia menjulurkan
jarinya ke daerah bersalju. Dan… taraaa… tidak terjadi apa-apa. Dengan pede
akhirnya ia pun melangkah ke negeri musim dingin. Brrr…Tink merasakan dingin
yang menusuk kulit. Namun ia segera menyadari keindahan Winter Woods. Tink
melihat apa yang belum pernah ia lihat selama ini. Pepohonan, perbukitan,
semuanya putih. Tidak seperti di Pixie Hollow. Sepertinya Winter Woods akan
menjadi tujuan petualangan Tinker Bell selanjutnya. Sebuah peristiwa aneh
terjadi pada Tink. Sayapnya bercahaya, alias sparkling! Ada apa dengan Tink??? Di
sela-sela ketakjuban Tink, Fawn menariknya dengan alat pancing. “Tink, kau
tidak boleh melintasi perbatasan!” Fawn yang mengkhawatirkan keadaan Tink
langsung membawa Tink ke klinik pengobatan peri. Dokter peri mengatakan Tink baik-baik
saja. Sayapnya juga masih berfungsi dengan baik, namun si dokter bilang kalau
musim dingin terlalu dingin untuk sayap hangatnya. Dengan kata lain, peri Pixie
Hollow tidak boleh pergi ke musim dingin, begitu pun peri musim dingin tidak boleh
masuk ke area Pixie Hollow. Diam-diam Tink memikirkan kejadian aneh di Winter
Woods tadi, the sparkling wings. Saat ia menceritakan apa yang ia alami kepada
sahabat-sahabatnya, mereka malah bilang kalau itu hanya pantulan cahaya salju.
 |
Fawn memperingatkan Tink agar tidak melompati perbatasan lagi. |
|
|
 |
dokter memeriksa kondisi sayap Tink |
 |
Tink meyakinkan sahabat-sahabatnya bahwa sayapnya menyala |
|
 |
Tink menjahit baju hangatnya |
 |
tas berisi buku Wingology dan perlengkapan lainnya |
 |
Tink siap berangkat menuju Winter Woods |
Teman-temannya
tidak ada yang percaya sayapnya bisa menyala. Tink kecewa. Pasti bukan karena
pantulan cahaya salju, pikirnya. Tink tidak menyerah sampai di sini. Ia ingin
membuktikan bahwa ada sesuatu di balik cahaya itu. Ia mengunjungi perpustakaan
untuk mencari tahu tentang sayap bercahaya. Segala informasi tentang persayapan
terdapat dalam buku Wingology karangan The Keeper. Sayangnya, informasi penting
“sparkling wings” tidak lengkap karena halamannya dimakan kutu buku, kutu buku
dalam arti sebenarnya. Mmm…, yang disebut kutu buku itu ternyata berbentuk ulat
bulu?! #tepokjidat. Dan lebih disayangkan lagi, pengarang buku ini berdomisili
di Winter Woods. Artinya, jika Tink ingin mengetahui lebih jauh soal sayap
bercahaya, ia harus menemui The Keeper di Winter Woods. Dan itu namanya
melanggar aturan. Lebih dari itu, ini membahayakan keselamatan jiwa dan
raganya. Setiap peri di Pixie Hollow mengetahui hal ini, tapi tidak Tink. Bukan
tidak mengerti, tetapi tidak mau tahu. Seperti biasanya, ia melanggar aturan.
Semua perlengkapan perang telah ia persiapkan.Yang terpenting adalah baju
hangat untuk melindungi sayapnya, tidak lupa sepatu boot ala Tink dan tas serba
guna untuk barang-barang berharga. Boble dan Clanky, teman sesama peri tinker
awalnya tidak tahu-menahu soal niat Tinker Bell. Bahkan ia juga tidak memberi
tahu sahabat-sahabatnya, para peri bakat alam. Kalau saja mereka tahu, Tink
pasti sudah diomeli habis-habisan. Maka dari itu, ia memilih menyimpan
rahasianya rapat-rapat. Karena sayapnya ikut-ikutan bersembunyi, ia jadi tidak
bisa terbang. mau tidak mau Tink pergi ke tempat landasan keranjang-keranjang.
Niatnya sih Tink mau nebeng burung hantu. Cukup beresiko memang, karena di sana ada Boble dan Clanky,
dan.. Peri Marry yang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan keberangkatan
keranjang-keranjang pesanan negeri Winter Woods. Padahal, si Tink sudah
sembunyi-sembunyi loh, tapi Clanky dan Boble memergoki saat ia mengendap-endap
menuju keranjang daun. Melihat pakaian Tink yang tidak seperti biasanya, mereka
agak curiga. Setelah mereka tahu tujuan Tink sebenarnya, mereka pun gelisah. Akan
tetapi, mereka tetap membantu Tink bersembunyi dari peri Marry, si peri
pengawas. Ya, dan akhirnya Tinker Bell berhasil masuk keranjang dengan selamat
sampai si burung hantu menyambar keranjang tanpa tahu apa yang ada di dalamnya,
dan membawa keranjang itu terbang tinggi ke negeri musim dingin, The Winter
Woods. Yah, meski akhirnya Tink tidak berhasil mendarat dengan baik – burung
hantu yang membawanya masih amatiran, heehe – Tink mendapat kesempatan besar
bertemu pengarang buku Wingology. Ternyata, keranjang-keranjang tadi berfungsi
untuk menyimpan kristal-kristal salju. Burung hantu amatiran itu mengacaukan
pekerjaan peri musim dingin yang sedang mengumpulkan kristal-kristal salju. Tink
kali ini harus ekstra hati-hati, karena jika ketahuan peri non musim dingin
berkeliaran di situ, ia bakal dikirim lagi ke habitat aslinya. Hilanglah
kesempatan emasnya bertemu The Keeper. Jadi, kalau sudah punya obsesi, apapun
dilakukan, seperti Tink ini. Bahkan, menantang maut sekali pun! Eits, yang ini
tidak boleh ditiru ya, adik-adik… ;p
Pendaratan Tink yang tidak sempurna membuat Lord Milori,
pemimpin negeri Winter Woods curiga bahwa ada orang asing di negerinya. Ini
gara-gara buku Wingology yang terpental dari keranjang dan terseret hingga
mengenai kakinya. Milori tahu, buku tersebut bukan berasal dari dunianya, ia
menyebut “warm side” alias sisi hangat. Milori kemudian menyuruh anak buahnya
mengembalikan buku itu ke The Keeper. Untuk kesekian kalinya Tink mendapat
lampu hijau. Dengan begini Tink tidak perlu susah-susah mencari tahu di mana
The Keeper tinggal. Tuh kan, keberhasilan itu juga ditentukan oleh kemujuran
kawan! =)
Tibalah Tink di sebuah gedung tinggi, luas, yang pintunya dan
lantainya terbuat dari es batu. (es batu???) Namanya juga negeri musim dingin. Tink
lebih terkesima lagi setelah memasuki rumah tersebut. Di dalamnya penuh dengan
buku. Beberapa saat kemudian terdengar suara peri yang berbicara dengan The
Keeper. Tink bukan pengunjung satu-satunya di tempat itu. Ia mendengar
percakapan yang tidak asing baginya. Ia merasakan sekali lagi, sayapnya
bercahaya!
 |
Tinker Bell berbicara dengan peri musim dingin. Sayap mereka sama-sama bercahaya |
Peri yang entah siapa itu menceritakan bahwa sayapnya bercahaya saat
ia sedang berada di perbatasan. Sungguh bukan kebetulan karena Tink merasakan
hal serupa. Tink memberanikan diri melihat siapa sosok itu. Sayap peri itu ikut
bercahaya. Uniknya, wajah mereka identik, seperti anak kembar. Sampai-sampai
Tink tidak berkata-kata saking herannya. Peri itu mengawali percakapan,
“Sayapmu. Berkilau.” dan Tink menjawab,”Seperti milikmu.” Mereka saling
terpana. Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka? The Keeper yang nama aslinya
Dewey mengantarkan mereka pada sebuah lantai kristal salju segi enam yang akan membantu
mereka menemukan jawaban.
 |
lantai kristal salju |
 |
lantai kristal salju menuju cahaya |
Lantai kristal itu naik secara perlahan. Dewey
memerintahkan agar mereka menyentuhkan sayap mereka bersamaan ke cahaya pelangi
di atas mereka. Dan.. ajaib! Sebuah portal terbuka di atas mereka. Mereka
seperti berada di lorong waktu, lalu cahaya-cahaya mulai menceritakan asal mula
mereka. Mula-mula tunas bunga yang terbang ke arah berbeda, satu di Winter
Woods, satu lagi jatuh di Pixie Hollow. Tunas itu berubah menjadi seorang peri
yang identik satu sama lain. Jadi mereka berdua, Tinker Bell dan Fairywinkle
adalah saudara kembar. Dewey mengatakan, mereka lahir dari tawa yang sama. Oleh
sebabnya, sayap mereka identik, dan berfungsi sebagai radar, jika mereka
mendekat satu sama lain, sayap mereka bercahaya, jika sayap mereka bersentuhan
satu dengan lain, akan terjadi hal menakjubkan. Hal apakah itu? Akan terjawab
di akhir cerita. Udah nggak sabar ya? Oke, cerita masih berlanjut kawan.
Kehadiran Lord Milori secara mendadak membuat Dewey, Tinker Bell, dan
Fairywinkle gelisah. Lord Milori menegaskan bahwa tidak boleh ada peri dari
‘warm side’ berada di Winter Woods. Dan ini tugas The Keeper, menjaga agar hal
ini jangan sampai terjadi. Melintasi perbatasan adalah terlarang. Winter Woods
sangat dingin, dan Pixie Hollow akan membuat peri dingin terpanggang kepanasan.
 |
Kedua sayap peri disentuhkan ke cahaya untuk membuka portal |
 |
Mesin waktu menceritakan masa lalu Tink dan Fairywinkle |
|
Tentu saja Dewey tidak tega memisahkan dua saudara yang baru saja bertemu, maka
ia mengabaikan perintah Milori, dengan catatan Tinker Bell tidak boleh
berlama-lama di Winter Woods. Petualangan saudara baru ini pun dimulai.
Fairywinkle memperkenalkan diri sebagai Peri Pembeku. Tentu saja pekerjaannya
adalah membekukan segala sesuatu. Padahal, dia hidup di musim dingin, apakah
pembekuan masih pentng? Jawabannya sangat penting. Karena-nya nanti dulu ya.
Aku lanjutkan dulu ceritanya. Fairywinkle adalah salah satu peri bakat alam di
negeri Winter Woods dengan predikat ‘Peri Pembeku’.
 |
Fairywinkle menunjukkan barang-barang simpanannya |
Ada pula peri yang bertugas
mengukir butiran salju supaya menjadi kristal salju nan indah. Wah, apa nggak
pegel ya? Membatik aja pegel. Hehehe. Terus, ada lagi yang tugasnya menyelimuti
pepohonan dengan lembaran-lembaran salju. Berkenalan dengan dunia Fairywinkle
sungguh menyenangkan. Bermain ski di atas salju, melihat peri-peri bekerja, dan
semakin lengkap dengan ditemani kawan-kawan baru di tengah suasana asing, dan
terakhir mengenal fairywinkle lebih dekat di hunian esnya. Fairywinkle
membuatkan Tink perapian mini di tengah –tengah ruangan.
 |
Tink mencoba berjalan di atas es |
Mereka semakin
menyelami satu sama lain. Tink dan Winkle identik dalam segala hal, mulai dari
wajah, cara berjalan, makanan dan minuman kesukaan, mereka menggemari banyak
hal yang sama. Winkle mengungkapkan sangat ingin melihat dunia Tink. Ia
membayangkan keindahan dunia tanpa salju, yang tentu akan banyak dihiasi
kupu-kupu. Tanpa mereka sadari, perapian melelehkan lantai rumah Winkle yang
terbuat dari es.
 |
Tinker Bell dan Fairywinkle bermain di atas salju |

Lalu apa yang terjadi? Sebagian rumah Winkle amblas.
Sayangnya, mereka menginjak bagian yang meleleh. Tink yang tidak bisa terbang
terjun bebas ke daratan jauh di bawah sana. Fairywinkle kesulitan menarik Tink
karena bebannya terlalu berat. Dewey dan kucingnya, Fiona, datang di saat yang
tepat.
Peristiwa menegangkan ini
menyadarkan Dewey, kehidupan Winter Woods tidak cocok untuk Tink, walau sejauh
ini Tink terlihat baik-baik saja. Namun ini terlalu beresiko. Tink harus segera
kembali ke sisi hangat, tempat di mana seharusnya ia berada.
Kata-kata Lord
Milori ada benarnya. Berita ini terdengar menyedihkan bagi Tink, pun juga
Fairywinkle. Dengan ditemani tiga makhluk Winter Woods: Dewey, Fairywinkle, dan
Fiona, Tink sampai di perbatasan dua negeri. Fairy winkle memeluk Tink,
berharap bahwa pertemuan ini bukan yang terakhir kalinya. Diam-diam Tink juga
berharap demikian, otaknya berpikir keras. Aha! Ide segar muncul lagi. Tink
membisikkan rencana besarnya kepada Winkle. Tentu saja Dewey tidak
mendengarnya.
 |
Perapian di rumah Fairywinkle untuk Tink |
Apakah rencana gila lagi? Ya. Tink dan Fairywinkle berjanji
bertemu lagi di perbatasan keesokan harinya. Tink berniat mengajak Winkle
‘jalan-jalan’ di Warm Side. Bukan Tink namanya kalau tidak melanggar aturan. Tantangannya
adalah: bagaimana menjaga Fairywinkle agar tetap dingin meski berada di Warm
Side? Inilah kegunaan peri tinker, yaitu menghasilkan barang-barang inovatif,
yah…walau kali ini disalahgunakan. Tinker Bell meminta bantuan Bobble dan Clank
membuat alat semacam ‘penyerut es’ yang cara kerjanya adalah mengubah balok es
menjadi butiran-butiran es.
 |
Peralatan membuat alat penyerut es |
Agar Winkle ‘feels like home’ gitu deh… merasa
seperti di dunia asalnya. Alat penyerut es sudah siap diuji. Keesokan harinya,
sesuai perjanjian, Tink dan Winkle bertemu di perbatasan. Mereka yakin tidak
ada yang mengawasi mereka, kecuali sahabat dekat tentunya: Fawn, Ro, Sylvermist,
Dess, dan Vidia. Kawanan Fairywinkle datang membawa balok es berukuran sangat
besar. Bobble dan Clank siap dengan alat penyerut es ala peri tinker. Menginjak
perbatasan sisi hangat, Fairywinkle tidak perlu kuatir lagi terjadi hal-hal
tidak diinginkan sebab alat buatan peri tinker langsung bekerja secara akurat,
bisa dibilang handal. Parutan itu mengubah balok es menjadi butiran es dan
menyirami Winkle bak salju betulan.