Halaman

Selasa, 08 Oktober 2013

sinopsis tinkerbell

Sinopsis Film : Tinker Bell and The Secret of Wings



Ya, pemeran utamanya adalah Tinker Bell, panggilan akrabnya Tink. Tink merupakan peri mungil yang ditakdirkan tidak memiliki bakat alam. Bakat alam yang dimaksud di sini memang rada nyleneh, namanya juga fiktif. Peri dengan bakat alam adalah peri yang bisa membantu penyerbukan bunga, membantu binatang-binatang dan serangga belajar memulai kehidupan, membuat pelangi, berperan dalam perubahan musim, pokoknya dia punya peranan penting di keseimbangan ekosistem. Diceritakan di episode Tinker Bell and Lost Treasure, ketika Tink menjalani seleksi bakat peri, ternyata ia dinyatakan “bukan peri bakat alam”. Lanjutan ceritanya? Baca postinganku yang membahas lebih detil tentang Tinker Bell and Lost Treasure aja yah, hehehe. Di episode kali ini Tink tidak lagi mengeluhkan bakatnya yang sekedar menjadi peri tinker. Peri tinker itu apa? Baca postingan terdahulu ya. Yang jelas, Tink telah menikmati hari-harinya menjadi peri kreatif yang selalu menghasilkan barang-barang inovatif untuk mempermudah pekerjaan peri-peri bakat alam.
kesibukan di Pixie Hollow:bikin keranjang dari daun
Oke, ceritanya berawal dari sini … Pada suatu waktu, semua peri tinker sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan keranjang-keranjang rajutan yang terbuat dari dedaunan. Keranjang yang sudah jadi kemudian dikerek oleh sebuah mesin untuk diangkut, lebih tepatnya sih disamber #eh sama burung hantu. Dibawa ke mana keranjang-keranjang itu? Nun jauh di negeri seberang ternyata ada sebuah negeri bermusim dingin yang juga dihuni peri-peri. Burung-burung hantu itu ditugaskan untuk mengambil “pesanan” untuk dibawa ke negerinya. Mendengar cerita dari peri Marry, Tink jadi penasaran, seperti apakah negeri musim dingin itu? Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Ketika Fawn, temannya yang memiliki bakat ‘membantu hewan tumbuh dewasa’ sedang kelabakan mengurusi kelinci-kelinci dan beberapa tupai yang akan bermigrasi ke Winter Woods, muncullah ide cemerlang. Dengan bermodal satu alat pancing ikat, Tink menawarkan diri membantu Fawn mengurusi satu kelinci yang paling sulit diatur. Demi melihat seperti apa negeri musim dingin alias Winter Woods, Tink bersusah payah mengendalikan si kelinci hiperaktif nan lucu ini. 
Si kelinci yang cukup menguras tenaga

Fawn dan Tink gotong royong membantu kelinci migrasi, dari Pixie Hollow menuju Winter Woods
Dua tupai, salah satu di sisi hangat, satu lagi di sisi dingin
Tink menjulurkan wajahnya ke sisi hangat
Sayap Tinker Bell mengeluarkan cahaya
Sampailah Tink, Fawn, dan sekawanan hewan-hewan tersebut di perbatasan antara negerinya, Pixie Hollow, dan Winter Woods. Batas antara Pixie Hollow dan Winter Woods terlihat begitu jelas. Winter Woods ditandai dengan jatuhnya bulir-bulir salju serta dataran yang berselimutkan salju tebal. Bulu-bulu kelinci dan tupai berubah warna ketika melintas perbatasan. Tink tertarik mencoba. Dengan was-was ia menjulurkan jarinya ke daerah bersalju. Dan… taraaa… tidak terjadi apa-apa. Dengan pede akhirnya ia pun melangkah ke negeri musim dingin. Brrr…Tink merasakan dingin yang menusuk kulit. Namun ia segera menyadari keindahan Winter Woods. Tink melihat apa yang belum pernah ia lihat selama ini. Pepohonan, perbukitan, semuanya putih. Tidak seperti di Pixie Hollow. Sepertinya Winter Woods akan menjadi tujuan petualangan Tinker Bell selanjutnya. Sebuah peristiwa aneh terjadi pada Tink. Sayapnya bercahaya, alias sparkling! Ada apa dengan Tink??? Di sela-sela ketakjuban Tink, Fawn menariknya dengan alat pancing. “Tink, kau tidak boleh melintasi perbatasan!” Fawn yang mengkhawatirkan keadaan Tink langsung membawa Tink ke klinik pengobatan peri. Dokter peri mengatakan Tink baik-baik saja. Sayapnya juga masih berfungsi dengan baik, namun si dokter bilang kalau musim dingin terlalu dingin untuk sayap hangatnya. Dengan kata lain, peri Pixie Hollow tidak boleh pergi ke musim dingin, begitu pun peri musim dingin tidak boleh masuk ke area Pixie Hollow. Diam-diam Tink memikirkan kejadian aneh di Winter Woods tadi, the sparkling wings. Saat ia menceritakan apa yang ia alami kepada sahabat-sahabatnya, mereka malah bilang kalau itu hanya pantulan cahaya salju.
Fawn memperingatkan Tink agar tidak melompati perbatasan lagi.

dokter memeriksa kondisi sayap Tink
Tink meyakinkan sahabat-sahabatnya bahwa sayapnya menyala 
Tink menjahit baju hangatnya
tas berisi buku Wingology dan perlengkapan lainnya
Tink siap berangkat menuju Winter Woods
Teman-temannya tidak ada yang percaya sayapnya bisa menyala. Tink kecewa. Pasti bukan karena pantulan cahaya salju, pikirnya. Tink tidak menyerah sampai di sini. Ia ingin membuktikan bahwa ada sesuatu di balik cahaya itu. Ia mengunjungi perpustakaan untuk mencari tahu tentang sayap bercahaya. Segala informasi tentang persayapan terdapat dalam buku Wingology karangan The Keeper. Sayangnya, informasi penting “sparkling wings” tidak lengkap karena halamannya dimakan kutu buku, kutu buku dalam arti sebenarnya. Mmm…, yang disebut kutu buku itu ternyata berbentuk ulat bulu?! #tepokjidat. Dan lebih disayangkan lagi, pengarang buku ini berdomisili di Winter Woods. Artinya, jika Tink ingin mengetahui lebih jauh soal sayap bercahaya, ia harus menemui The Keeper di Winter Woods. Dan itu namanya melanggar aturan. Lebih dari itu, ini membahayakan keselamatan jiwa dan raganya. Setiap peri di Pixie Hollow mengetahui hal ini, tapi tidak Tink. Bukan tidak mengerti, tetapi tidak mau tahu. Seperti biasanya, ia melanggar aturan.  Semua perlengkapan perang telah ia persiapkan.Yang terpenting adalah baju hangat untuk melindungi sayapnya, tidak lupa sepatu boot ala Tink dan tas serba guna untuk barang-barang berharga. Boble dan Clanky, teman sesama peri tinker awalnya tidak tahu-menahu soal niat Tinker Bell. Bahkan ia juga tidak memberi tahu sahabat-sahabatnya, para peri bakat alam. Kalau saja mereka tahu, Tink pasti sudah diomeli habis-habisan. Maka dari itu, ia memilih menyimpan rahasianya rapat-rapat. Karena sayapnya ikut-ikutan bersembunyi, ia jadi tidak bisa terbang. mau tidak mau Tink pergi ke tempat landasan keranjang-keranjang. Niatnya sih Tink mau nebeng burung hantu. Cukup beresiko memang, karena di sana ada Boble dan Clanky, dan.. Peri Marry yang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan keberangkatan keranjang-keranjang pesanan negeri Winter Woods. Padahal, si Tink sudah sembunyi-sembunyi loh, tapi Clanky dan Boble memergoki saat ia mengendap-endap menuju keranjang daun. Melihat pakaian Tink yang tidak seperti biasanya, mereka agak curiga. Setelah mereka tahu tujuan Tink sebenarnya, mereka pun gelisah. Akan tetapi, mereka tetap membantu Tink bersembunyi dari peri Marry, si peri pengawas. Ya, dan akhirnya Tinker Bell berhasil masuk keranjang dengan selamat sampai si burung hantu menyambar keranjang tanpa tahu apa yang ada di dalamnya, dan membawa keranjang itu terbang tinggi ke negeri musim dingin, The Winter Woods. Yah, meski akhirnya Tink tidak berhasil mendarat dengan baik – burung hantu yang membawanya masih amatiran, heehe – Tink mendapat kesempatan besar bertemu pengarang buku Wingology. Ternyata, keranjang-keranjang tadi berfungsi untuk menyimpan kristal-kristal salju. Burung hantu amatiran itu mengacaukan pekerjaan peri musim dingin yang sedang mengumpulkan kristal-kristal salju. Tink kali ini harus ekstra hati-hati, karena jika ketahuan peri non musim dingin berkeliaran di situ, ia bakal dikirim lagi ke habitat aslinya. Hilanglah kesempatan emasnya bertemu The Keeper. Jadi, kalau sudah punya obsesi, apapun dilakukan, seperti Tink ini. Bahkan, menantang maut sekali pun! Eits, yang ini tidak boleh ditiru ya, adik-adik… ;p
Pendaratan Tink yang tidak sempurna membuat Lord Milori, pemimpin negeri Winter Woods curiga bahwa ada orang asing di negerinya. Ini gara-gara buku Wingology yang terpental dari keranjang dan terseret hingga mengenai kakinya. Milori tahu, buku tersebut bukan berasal dari dunianya, ia menyebut “warm side” alias sisi hangat. Milori kemudian menyuruh anak buahnya mengembalikan buku itu ke The Keeper. Untuk kesekian kalinya Tink mendapat lampu hijau. Dengan begini Tink tidak perlu susah-susah mencari tahu di mana The Keeper tinggal. Tuh kan, keberhasilan itu juga ditentukan oleh kemujuran kawan! =)

Tibalah Tink di sebuah gedung tinggi, luas, yang pintunya dan lantainya terbuat dari es batu. (es batu???) Namanya juga negeri musim dingin. Tink lebih terkesima lagi setelah memasuki rumah tersebut. Di dalamnya penuh dengan buku. Beberapa saat kemudian terdengar suara peri yang berbicara dengan The Keeper. Tink bukan pengunjung satu-satunya di tempat itu. Ia mendengar percakapan yang tidak asing baginya. Ia merasakan sekali lagi, sayapnya bercahaya! 
Tinker Bell berbicara dengan peri musim dingin. Sayap mereka sama-sama bercahaya
 Peri yang entah siapa itu menceritakan bahwa sayapnya bercahaya saat ia sedang berada di perbatasan. Sungguh bukan kebetulan karena Tink merasakan hal serupa. Tink memberanikan diri melihat siapa sosok itu. Sayap peri itu ikut bercahaya. Uniknya, wajah mereka identik, seperti anak kembar. Sampai-sampai Tink tidak berkata-kata saking herannya. Peri itu mengawali percakapan, “Sayapmu. Berkilau.” dan Tink menjawab,”Seperti milikmu.” Mereka saling terpana. Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka? The Keeper yang nama aslinya Dewey mengantarkan mereka pada sebuah lantai kristal salju segi enam yang akan membantu mereka menemukan jawaban. 
lantai kristal salju

lantai kristal salju menuju cahaya
Lantai kristal itu naik secara perlahan. Dewey memerintahkan agar mereka menyentuhkan sayap mereka bersamaan ke cahaya pelangi di atas mereka. Dan.. ajaib! Sebuah portal terbuka di atas mereka. Mereka seperti berada di lorong waktu, lalu cahaya-cahaya mulai menceritakan asal mula mereka. Mula-mula tunas bunga yang terbang ke arah berbeda, satu di Winter Woods, satu lagi jatuh di Pixie Hollow. Tunas itu berubah menjadi seorang peri yang identik satu sama lain. Jadi mereka berdua, Tinker Bell dan Fairywinkle adalah saudara kembar. Dewey mengatakan, mereka lahir dari tawa yang sama. Oleh sebabnya, sayap mereka identik, dan berfungsi sebagai radar, jika mereka mendekat satu sama lain, sayap mereka bercahaya, jika sayap mereka bersentuhan satu dengan lain, akan terjadi hal menakjubkan. Hal apakah itu? Akan terjawab di akhir cerita. Udah nggak sabar ya? Oke, cerita masih berlanjut kawan. Kehadiran Lord Milori secara mendadak membuat Dewey, Tinker Bell, dan Fairywinkle gelisah. Lord Milori menegaskan bahwa tidak boleh ada peri dari ‘warm side’ berada di Winter Woods. Dan ini tugas The Keeper, menjaga agar hal ini jangan sampai terjadi. Melintasi perbatasan adalah terlarang. Winter Woods sangat dingin, dan Pixie Hollow akan membuat peri dingin terpanggang kepanasan.
Kedua sayap peri disentuhkan ke cahaya untuk membuka portal
Mesin waktu menceritakan masa lalu Tink dan Fairywinkle
Tentu saja Dewey tidak tega memisahkan dua saudara yang baru saja bertemu, maka ia mengabaikan perintah Milori, dengan catatan Tinker Bell tidak boleh berlama-lama di Winter Woods. Petualangan saudara baru ini pun dimulai. Fairywinkle memperkenalkan diri sebagai Peri Pembeku. Tentu saja pekerjaannya adalah membekukan segala sesuatu. Padahal, dia hidup di musim dingin, apakah pembekuan masih pentng? Jawabannya sangat penting. Karena-nya nanti dulu ya. Aku lanjutkan dulu ceritanya. Fairywinkle adalah salah satu peri bakat alam di negeri Winter Woods dengan predikat ‘Peri Pembeku’. 
Fairywinkle menunjukkan barang-barang simpanannya
Ada pula peri yang bertugas mengukir butiran salju supaya menjadi kristal salju nan indah. Wah, apa nggak pegel ya? Membatik aja pegel. Hehehe. Terus, ada lagi yang tugasnya menyelimuti pepohonan dengan lembaran-lembaran salju. Berkenalan dengan dunia Fairywinkle sungguh menyenangkan. Bermain ski di atas salju, melihat peri-peri bekerja, dan semakin lengkap dengan ditemani kawan-kawan baru di tengah suasana asing, dan terakhir mengenal fairywinkle lebih dekat di hunian esnya. Fairywinkle membuatkan Tink perapian mini di tengah –tengah ruangan. 
Tink mencoba berjalan di atas es
Mereka semakin menyelami satu sama lain. Tink dan Winkle identik dalam segala hal, mulai dari wajah, cara berjalan, makanan dan minuman kesukaan, mereka menggemari banyak hal yang sama. Winkle mengungkapkan sangat ingin melihat dunia Tink. Ia membayangkan keindahan dunia tanpa salju, yang tentu akan banyak dihiasi kupu-kupu. Tanpa mereka sadari, perapian melelehkan lantai rumah Winkle yang terbuat dari es. 
Tinker Bell dan Fairywinkle bermain di atas salju
Lalu apa yang terjadi? Sebagian rumah Winkle amblas. Sayangnya, mereka menginjak bagian yang meleleh. Tink yang tidak bisa terbang terjun bebas ke daratan jauh di bawah sana. Fairywinkle kesulitan menarik Tink karena bebannya terlalu berat. Dewey dan kucingnya, Fiona, datang di saat yang tepat.  Peristiwa menegangkan ini menyadarkan Dewey, kehidupan Winter Woods tidak cocok untuk Tink, walau sejauh ini Tink terlihat baik-baik saja. Namun ini terlalu beresiko. Tink harus segera kembali ke sisi hangat, tempat di mana seharusnya ia berada.
Kata-kata Lord Milori ada benarnya. Berita ini terdengar menyedihkan bagi Tink, pun juga Fairywinkle. Dengan ditemani tiga makhluk Winter Woods: Dewey, Fairywinkle, dan Fiona, Tink sampai di perbatasan dua negeri. Fairy winkle memeluk Tink, berharap bahwa pertemuan ini bukan yang terakhir kalinya. Diam-diam Tink juga berharap demikian, otaknya berpikir keras. Aha! Ide segar muncul lagi. Tink membisikkan rencana besarnya kepada Winkle. Tentu saja Dewey tidak mendengarnya. 
Perapian di rumah Fairywinkle untuk Tink
Apakah rencana gila lagi? Ya. Tink dan Fairywinkle berjanji bertemu lagi di perbatasan keesokan harinya. Tink berniat mengajak Winkle ‘jalan-jalan’ di Warm Side. Bukan Tink namanya kalau tidak melanggar aturan. Tantangannya adalah: bagaimana menjaga Fairywinkle agar tetap dingin meski berada di Warm Side? Inilah kegunaan peri tinker, yaitu menghasilkan barang-barang inovatif, yah…walau kali ini disalahgunakan. Tinker Bell meminta bantuan Bobble dan Clank membuat alat semacam ‘penyerut es’ yang cara kerjanya adalah mengubah balok es menjadi butiran-butiran es. 
Peralatan membuat alat penyerut es
Agar Winkle ‘feels like home’ gitu deh… merasa seperti di dunia asalnya. Alat penyerut es sudah siap diuji. Keesokan harinya, sesuai perjanjian, Tink dan Winkle bertemu di perbatasan. Mereka yakin tidak ada yang mengawasi mereka, kecuali sahabat dekat tentunya: Fawn, Ro, Sylvermist, Dess, dan Vidia. Kawanan Fairywinkle datang membawa balok es berukuran sangat besar. Bobble dan Clank siap dengan alat penyerut es ala peri tinker. Menginjak perbatasan sisi hangat, Fairywinkle tidak perlu kuatir lagi terjadi hal-hal tidak diinginkan sebab alat buatan peri tinker langsung bekerja secara akurat, bisa dibilang handal. Parutan itu mengubah balok es menjadi butiran es dan menyirami Winkle bak salju betulan.